Mercedes-Benz Future Bus dalam perjalanan malam hari.

Bus Mercy ini berkemudi otonom, terhubung internet

Jakarta (Otolovers) - Daimler Group awal Agustus lalu menggelar peluncuran dunia di Amsterdam, menghadirkan bus Mercedes-Benz-Future yang diharapkan akan menjadi angkutan warga perkotaan masa depan.

Bus ini menyajikan pengalaman perjalanan yang sangat berbeda, lebih nyaman dan efisien. Tujuan Daimler membangun bus ini untuk membuat orang benar-benar ingin bepergian dengan bus, tidak merasa diharuskan atau dipaksakan untuk naik bus.

"Tujuan kami adalah agar anggota masyarakat benar-benar ingin melakukan perjalanan dengan bus, bukannya merasa itu sesuatu yang diharuskan untuk melakukannya," jelas Mathias Lenz, kepala desain di Daimler Bus.

Daimler rupanya menyadari benar bahwa dalam lalu lintas dan orang-orang yang semakin sibuk di masa mendatang, angkutan umum adalah pilihan yang tepat dan menyenangkan. Jadi kenyamanan dan ketepatan waktu adalah kunci utamanya sehingga orang tergerak untuk meninggalkan mobil pribadi dan menggunakan bus.

Daimler Bus menunjukkan bagaimana perbedaan semantik ini diterjemahkan ke dalam konsep inovatif ketika platform teknologi yang spektakuler membuat debut di Belanda pada Juli 2016.
[image]
Bus dengan pengemudian otonom atau gampangnya otomatis ini untuk pertama kalinya melaju di sepanjang rute BRT (Bus Rapid Transit) terpanjang Eropa di Amsterdam, Belanda.

Daimler mengembangkan bus ini berdasarkan Citaro, yang telah hadir sejak 20 tahun lalu, dan menjadi best-seller global. Citaro menjadi pembentuk dasar dari prototipe bus masa depan ini.

Penumpang dapat melihat ke belakang ke belakang melalui kaca dengan laluasa, kaca spion di depan juga menampilkan situasi di belakang dari penangkapan kamera.

Mercedes-Benz Future Bus di lengkapi dengan dua pintu ganda besar, dimana yang berlampu merah menunjukkan sebagai pintu keluar dan yang berlampu hijau adalah pintu masuk.

Konsep interior bus ini juga sama sekali baru, dengan pencahanyaan yang berubah-ubah untuk mengatasi kebosanan penumpang, dan langit-langit atap seperti kanopi dari bahan daun.

"Kami ingin menciptakan ruang terbuka di mana orang bisa merasa mereka seperti berada di taman," kata Lenz.

Ruang dan internet

Tempat duduk dan ruang di dalam bus dibuat lebih variatif, dimana penumpang untuk perjalanan jarak dekat akan tetap di tengah atau berdiri, dan penumpang jarak jauh bisa duduk di bangku-bangku dengan desain yang futuristik.

Di dalam bus penumpang bisa tetap terhubung dengan internet berkat konektivitas WiFi. Ini seperti hotspot WiFi bergerak (mobile).

Dua monitor besar 43 inci akan memberikan informasi kepada penumpang mengenai rute perjalanan dan pemberhentian-pemberhentian atau halte.

Sementara di bagian belakang ada area untuk wisatawan yang didesain seperti lounge yang nyaman dan untuk penumpang dengan perjalanan panjang. Kursi area ini didesan oleh Charles Earnes, dan terbuat dari bahan-bahan premium yang dipilih oleh Mathias Lenz dan timnya.

Pengemudian otonom

Dengan banyak kamera, sedikitnya 50 kamera, dan perangkat sensor, bus ini dapat melaju otonom tanpa campur tangan seorang pengemudi. Ada lampu memanjang di bagian depan, yang jika berwarna putih berarti itu dikemudikan secara manual, sedangkan warna biru berarti mode pengemudian otonom sedang diaktifkan.
[image]
Tapi, bukan berarti bus ini tanpa ada krunya. Seorang pengemudi dengan kursinya di belakang kemudi hanya bertindak sebagai supervisor, dan ia bisa mengendalikan bus secara manual jika memang dibutuhkan.

Dalam uji coba menempuh perjalanan 20 kilometer di Amsterdam, bus itu melaju dengan mulus dan otomatis berhenti di halte-halte pemberhentian. Bus juga mengenali dengan baik situasi di sekitarnya, apakah itu lampu merah, persimpangan jalan, atau ada mobil lain yang melintas di depannya.

Bus akan melakukan pengereman otomatis ketika sampai di persimpangan, jalan pelan berhati-hati dan akan melaju jika tidak ada hambatan. Bis bahkan akan berhenti dengan sendirinya ketika ada seseorang yang berdiri di tengah jalan atau menyeberang di depannya.

Dalam uji coba itu, Mercedes-Benz Future Bus melaju dalam kecepatan hingga 70 km per jam dengan aman, dan berkomunikasi dengan sistem sinyal.

Daimler Bus mengklaim sebagai yang pertama menempatkan bus kota dalam pengoperasian otomatis dalam situasi lalu lintas pada kehidupan nyata.

Editor: Ivan Setyanto

COPYRIGHT © Otolovers.com 2016